Saya dan Lagu-lagu Jepang

Saya sangat menyukai musik. Meski dahulu saat zaman aktif di rohis ada niat untuk menjauhkan diri dari hal-hal demikian, namun tetap saja kecintaan saya terhadap musik tak pernah padam. Ketika berdiskusi dengan Kang Teddy, salah satu personel Snada, bahwa kita kalau berbicara saja udah menghasilkan nada. Bahkan intonasi kita berbicara sangat penting untuk orang tahu apa kita sedang gembira, sedih bahkan marah.


Sangat disayangkan musik-musik pasaran tanah air saat ini cenderung monoton. Saya gak mau merendahkan musisi yang kelihatannya "dipaksa" berkreasi mengikuti "selera" pasar umumnya. Mereka cari nafkah dari sono. Yang kurang ajar ya cukong-cukong industri rekaman yang memaksakan lagu yang dinilai mereka menjual. Tema lagu "cinta galau" mendominasi tangga lagu dan daftar ringback tone terlaris tanah air. Tidak mengherankan memang kalau remaja-remaja kita larut dalam galau kalau meratapi hal yang tak penting, diputusi pacar misalnya. Atau jogetnya malah banyak yang ngondek di acara-acara musik tv pagi-pagi itu. Menyedihkan sekali menurut saya. Tapi biarlah, namanya juga ababil.

Alasan itulah kenapa saya lebih suka mengoleksi lagu-lagu asing ketimbang dalam negeri. Kalau saya pribadi merupakan penggemar The Beatles, otomatis saya mengoleksi lagu mereka dan artis lain seangkatan band legendaris itu. Meski begitu saya gak menutup diri dengan genre musik lainnya. Yang paling berkesan adalah Lagu-lagu dari Jepang buat saya.

Pertama sekali menyukai lagu Jepang adalah ketika lagi suka-sukanya film anak-anak dari negeri Sakura. Ketika itu, Ksatria Baja Hitam booming sekali, sampai soundtracknya dirilis dalam bentuk kaset. Saya beli waktu itu, ternyata gak hanya OST. Kamen Rider doank di album itu. OST Dragon Ball ada juga rupanya. Lalu munculah tren J-Dorama, yang diawali booming "Tokyo Love Story". Lagu temanya banyak yang catchy.

Semakin bergulirnya zaman, ternyata banyak saya temui lagu-lagu keren. L'Arc 'En Ciel, Utada Hikaru dan sebagainya menjadi koleksi di hard disk saya. Apalagi Depapepe hadir dengan akustik yang lembut. Saya bukanlah pengamat musik pop Jepang, tapi saya sangat menikmati lagu-lagunya meskipun bahasanya gak ngerti. Sempat seorang teman agak meledek," Gak tahu artinya koq didengar?". Beruntung kita hidup di zaman internet, sehingga untuk mencari terjemahan lirik lagu menjadi sangat mudah. Saya menemukan bahwa, lirik-lirik lagu Jepang rata-rata isinya motivasi dan optimisme. Walau temanya galau, tapi tetap ada semangat untuk bangkit di dalamnya. Beda jauh donk ama lirik lagu-lagu kita yang suka meratapi, galau tak menentu kemudian terpuruk karena cinta.

Ada banyak lagu yang bikin saya penasaran. Tapi setelah searching dengan teliti, akhirnya ketemu juga! Judulnya "Sekaijuu No Dare Yori Kitto" yang artinya kira-kira "Lebih dari siapapun di dunia." Lagu ini dipopulerkan di tahun 1992 oleh sebuah band yang bernama Wands berkolaborasi idola saat itu, Miho Nakayama. Tembang ini merupakan soundtrack dorama "And I Love Her" kalau tidak salah. Dibintangi juga oleh si penyanyi wanita. Saat itu diputar di TPI dan saya masih SD saat itu suka dengan lagunya. Makanya sampe bertahun-tahun saya dibuat penasaran ama ini lagu. Videonya bisa di search di Youtube.
Single ini juga dicover dengan manis oleh Noriko Sakai. Eric Martin juga membawakan versi Englishnya. 

Itulah paparan saya soal ketertarikan terhadap musik Jepang. Meski serbuan film dewasa dari negeri Sakura juga tak kalah gencar, tapi lagu-lagu mereka sangat efektif mengalihkan atensi saya mengoleksi JAV. :D
Lirik-lirik yang bernada optimisme saya rasa sangat dominan mengingat tingginya angka harakiri disana kali yah. Beda ama lirik-lirik lagi kita yang kesannya pengen bunuh diri aja, tapi gak berani. Nanggung donk.

Berhubung masih ada lagu yangbikin saya penasaran, off dulu yah semua...lanjut nanti cuy!!