Dasar para comic yang gak pernah bisa diajak serius, dijawab ngakak mulu. Host juga ikutan ngikik sampai guling-guling. Terutama ketika demo perform dua orang comic secara live. Memang rasanya beda ketika membawakan stand up di panggung dan radio. Kalau radio hanya bisa dengar suara. Sedangkan di panggung orang bisa melihat mimik muka kita yang sering mendukung keluarnya rasa lucu.
Ini dibenarkan ketika seorang bapak-bapak menelepon dan beberapa penelepon yang masuk yang kemungkinan belum mengenal stand up comedy. Memang kritikan bapak tadi membangun buat kami sekaligus tantangan bagaimana bisa mengolah kata di radio sehingga menjadi humor yang berkualitas. Pro 1 ini sendiri target pendengarnya adalah Profesional Muda. Dan baru beberapa bulan berjalan, jadi wajar perlu proses untuk mencapai target itu.
Selepas acara, kami mengobrol sembari menunggu waktu Maghrib kami bercengkrama dengan host. Munculah ide konsep acara lawakan semacam warkop yang mudah-mudahan bisa terwujud. Tentunya Bang Rama dan Mbak Nurmala dibuat sakit perutnya sore itu karena ketawa mulu begitu antusias kelihatannya dengan komedi yang baru booming di Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar